UPT SKB DINAS DIKPORA KOTA DENPASAR RIWAJATMOE DOELOE: Mei 2016

JASMERAH

Bung Karno pernah bilang,"Jangan sekali-sekali melupakan sejarah", yang dikenal dengan JASMERAH. Segala sesuatu di alam semesta termasuk benda-benda dan mahluk hidup yang menghuninya mempunyai riwayatnya masing-masing. Ada yang tercatat dan ada yang lenyap begitu saja ditelan waktu.
Demikian halnya dengan lembaga ini. Saya berusaha menulis catatan singkat ini dan belum berani menyatakan tulisan ini sebagai catatan sejarah. Hanya karena rasa hutang budi saja terhadap lembaga ini maka dengan melupakan kebodohan dan segala kekurangan saya, saya berusaha menuliskannya di dunia maya dalam bentuk tulisan BLOG. Hanya baru sampai disinilah kemampuan dan usaha maksimal yang baru dapat diwujudkan. Sebagaimana umumnya penulisan tentang suatu riwayat/sejarah, sudah tentu akan banyak menemukan berbagai kendala. Seperti terbatasnya data pendukung salah satunya. Hal yang sama juga saya alami ketika berusaha menuliskan perjalanan hidup lembaga ini. Apalagi saya tidak terlibat sejak awal keberadaan lembaga ini yakni semasih bernama PLPM Kesiman. Banyak sekali dokumen dan data yang sudah lenyap baik itu data teks atau gambar/foto. Terutama sekali saat lembaga ini mengarungi samudera OTDA dan terobang-ambingkan oleh gelombang dahsyatnya memasuki tahun 2000 lalu. Bahkan sempat ditinggal kabur oleh nahkodanya sampai sekirat 5 tahunan. Goncangan gelombang OTDA membuat beberapa data pendukung terutama foto-foto yang kami pasang disini tercecer dan bahkan kami pungut dari tong sampah, sungguh ironis.
Dengan semua keterbatasan data yang saya sebutkan diatas, semoga dapat dipahami. Dan meskipun tulisannya ini jauh dari harapan baik dari segi informasi berupa foto-foto maupun kualitas tulisannya, setidaknya masih ada yang bisa dijadikan referensi bagi mereka yang pernah bersentuhan dan terkait bahkan mungkin terlibat dalam proses perjalanan lembaga ini lewat program-program pemberdayaannya di masyarakat diseputar Denpasar, Badung, Bangli, Klungkung (Nusa Penida).

KEPALA PLPM I

Dalam gambar (X) tampak Drs. I Gusti Ngurah Widura (alm.) selaku Kepala PLPM yang pertama dalam acara lounching Penerbitan Buletin "Cakrawala". Buletin "Cakrawala" adalah media cetak yang merupakan wadah penyebaran Informasi program Diklusepora antar dan intern SKB dan instansi terkait di seluruh Indonesia. Saat ini (sejak Otonomi Daerah) jenis media ini makin jarang digunakan. Kini beberapa SKB di Indonesia sudah memanfaatkan kemajuan IT untuk menyebarkan informasinya. Misalnya membuat website atau mungkin juga yang paling sederhana dengan membuat BLOG seperti kami lakukan.

KEMAH KERJA PEMUDA

Selain Bapak I Wayan Tingkes sebagai Kepala SKB Kesiman yang membumi dan law profil, juga berkat kejeniusan seorang Kasubsi Pelaksana Program yaitu Bapak I Nyoman Pastika, SmHk. Sehingga SKB Kesiman mampu membuat berbagai program trobosan yang inovatif seperti Kemah Kerja Pemuda se wilayah kerja SKB dan gagasan pertukaran pemuda antara 3 kecamatan wilayah kerja SKB. Agak disayangkan karena semua kegiatan SKB Kesiman ini kurang dipublikasi di media massa daerah. Namun demikian, kami memang banyak kerja dari pada banyak publikasi. Hanya masyarakatlah merasakan hasil kerja dan binaan kami.

MERANGKAI JANUR

Dalam gambar nampak I Made Midep, BA (alm.) atau masyarakat Denpasar dan Bali mengenalnya dengan nama panggung yaitu Kadek Moleh. Beliau adalah Penilik Kebudayaan Cabang Dinas Dikbud Kecamatan Denpasar Timur. Sebagai penilik kebudayaan, beliau adalah seorang budayawan sejati antara lain sebagai seorang dramawan tradisional Bali (drama gong) yang sangat terkenal dan populer di era 80 sampai 90 an. Beliau juga mitra kerja SKB Kesiman. Dalam gambar ini beliau menjadi instruktur dalam Pelatihan Merangkai Janur di Desa Bongkasa Kecamatan Abiansemal Badung.

DRS. I WAYAN ARKA KEPALA SKB KESIMAN KE 4 DAN SKB KESIMAN MENJADI UPTD SKB DENPASAR KOTA

Setelah beberapa bulan menjadi PLH Kepala SKB Kesiman, akhirnya Drs. I Wayan Arka diangkat menjadi Kepala SKB Kesiman difinitif menggantikan Drs. I Gusti Ngurah Wirawan. Beliau adalah Pamong Belajar SKB Kesiman. Pada saat beliau menjabat inilah nama SKB Kesiman berubah menjadi UPTD SKB Denpasar Kota. Dalam gambar nampak Drs. I Wayan Arka paling kanan (X). Saat itu beliau masih menjadi Pamong Belajar. Gambar menunjukkan Kontingen SKB Kesiman dalam POR SKB se wilayah BPPLSP Reg IV Surabaya di Jember tahun 1994.

PAMONG BELAJAR SKB TUKANG OJEK

Kunjungan Direktur Tenaga Teknis Ditjen Diklusepora Bapak Sihombing, MM ke Bali membawa dampak perubahan kinerja SKB dan para Pamong Belajarnya di seluruh Bali terutama sekali pada SKB Denpasar Kota. Beliau sangat mengkritisi pola kerja para Pamong Belajar. Menurut beliau, cara kerja Pamong Belajar SKB-SKB di Bali mirip "Tukang Ojek". Menjemput Nara sumber yang bukan Pamong Belajar SKB untuk dipakai nara sumber setiap pelaksanaan program-program SKB. Kritik Bp Direktur Diktentis ini ditangapi dengan positif oleh Pamong Belajar SKB Denpasar Kota. Pertengahan tahun 1998 kami mengidentifikasi masyarakat di Kecamatan Denpasar Timur. Pada tahun 1999 SKB telah membentuk Kejar Paket B di beberapa Desa antara lain Desa Penatih Dangri, Desa Kesiman Petilan, Desa Sanur Kaja dan di Kampus SKB Denpasar Kota. Sebagai tutor dari Kejar-Kejar yang di bentuk itu adalah para pamong bedlajar SKB. Kami "jengah" dan tak ingin lagi di cap Pamong Belajar "Tukang Ojek".

MEMBUKTIKAN KEMAMPUAN PAMONG BELAJAR SKB DENPASAR KOTA DI MASYARAKAT

Sebagai wujud rasa "jengah" atas kritik Bp. Direktur tenaga Teknis maka Pamong Belajar SKB Denpasar Kota tidak lagi menjadi "tukang ojek" tapi langsung terjun ke masyarakat melakukan pembinaan. Dalam gambar nampak rekan Pamong Belajar SKB Denpasar Kota I Ketut Suarjana (X) memberikan pembinaan seni tabuh di salah satu banjar di Kelurahan Penatih. Demikian pula yang dilakukan oleh rekan kami yang lainnya yaitu I Wayan Wendra. Namun demikian, kami berterima kasih atas kritikan beliau karena hingga kini hampir semua kegiatan SKB Denpasar Kota Ditangani oleh Pamong Belajarnya sendiri sebagai nara sumber. Kami ambil hikmahnya dari kritikan beliau.

PENDIDIKAN IBU DAN ANAK DINI USIA ATAU PIADU

Setelah Paket B, SKB Denpasar Kota pun membentuk PIADU (Pendidikan Ibu dan Anak Dini Usia). Awalnya proses belajar kami laksanakan di gedung BPKB Propinsi Bali. Waktu itu mempercayakan Pamong Belajar SKB Kesiman A. A. Ngurah Sumantri untuk memberi Nama PIADU tersebut. Disodorkanlah 2 nama yaitu "Harapan Bunda" dan "Harapan Bangsa". Pak Arka memilih "Harapan Bangsa" untuk PIADU yang akan terbentuk itu. Kemudian PIADU yang tahun berikutnya disebut PAUD itu ditangani oleh BPKB Bali hingga kini. Demikian sejarah sesungguhnya mengapa PAUD binaan BPKB Bali dan PAUD SKB Denpasar memiliki nama yang sama.

PAUD "HARAPAN BANGSA" UPTD SKB DENPASAR KOTA

Setelah PAUD "Harapan Bangsa" yang di BPKB Bali dikelola oleh BPKB Bali, SKB Denpasar Kota pun membentuk PAUD pada tahun 2001. Karena sesuai dengan sejarahnya dimana SKB Denpasar Kotalah yang memberi nama PAUD "Harapan Bangsa" maka PAUD yang kami bentuk pun namanya PAUD "Harapan Bangsa" hingga kini. Pada tahun ini (2001), I Wayan Arka sudah tidak menjadi Kepala SKB Denpasar Kota lagi. Beliau sudah dipromosi menempati pos baru sebagai Kasubdin PLSPO Dinas Dikbud Kota Denpasar. SKB Denpasar kosong tanpa nahkoda.

SKB DENPASAR KOTA TANPA NAHKODA TEROMBANG-AMBING DALAM GELOMBANG OTONOMI DAERAH

Dalam keadaan tanpa "Nahkoda", SKB Denpasar Kota Memasuki Masa Otonomi Daerah. Kami para pamong belajar dan staf tata usaha bagaikan anak ayam kehilangan induk. Apalagi memasuki tahun 2002 dimana secara bertahap staf Tata Usaha ditarik dan menjadi staf Dinas Depdikbud Kota Denpasar. Tahun 2003 staf TU hanya tinggal 2 orang saja. Namun demikian, meski nama lembaga SKB Kota Denpasar tidak termasuk dalam jajaran lembaga-lembaga yang di bentuk oleh PEMKOT Denpasar, kami tidak berkecil hati. Kami para Pamong Belajar tetap melaksanakan tugas sebagai abdi negara untuk melayani masyarakat. Pada masa-masa gamang ini bahkan kami malah membentuk Kejar Paket C setara SMU (Th. Ajaran 2001/2002). Berkat kemurahan Ida Sang Hyang Widhi Wasa kami bahkan berhasil mengantarkan mereka menyelesaikan pendidikannya dan ikut Ujian Nasional (UN) Paket C Tahun Ajaran 2003/2004 dengan mencapai kelulusan 100 persen. Merekalah Angakatan I.

HABIS GELAP TERBITLAH TERANG

Awalnya Kejar Paket C yang kami bentuk bernama Kejar Paket C "Widya Dharma Utama", namun menjelang lomba antar Kejar se Kota denpasar nama tsb kemudian diganti oleh Subdin PLSPO cq Seksi Dikmas Dinas Depdikbud Kota Denpasar. Kami merasa sangat terharu karena di tengah-tengah ketidakmenentuan keberadaan lembaga ini, kami para pamong belajar SKB Denpasar Kota masih mampu melaksanakan tugas "meyadnya" kepada masyarakat. Kini sebagaian besar dari mereka bahkan sudah melanjutkan kuliah dan bergelar sarjana. Seperti contohnya sdr Tarmono yang gambarnya kami pajang disini. Beliau kini menjadi pembicara dalam seminar dimana-mana di Kota Denpasar ini. Suatu kebanggaan bagi kami karena telah mengangkat nasib mereka yang tadinya tanpa harapan benjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara. Bahkan salah seorang diantara angkatan I ini Tahun 2007 telah diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di Subdin PLSPO Dinas Dikbud Kota Denpasar. Dalam gambar ini adalah Malam Perpiasahan angkatan I tahun 2001/2002, 2002/2003, 2003/2004.

KEJAR PAKET C "SARASWATI" ANGKATAN II

Pada tahun ajaran 2005/2006 kami menerima Paket C angkatan II. Di UPTD SKB Denpasar Kota ini kami benar-benar serius melaksakan proses belajar mengajar seperti apa yang dilakukan oleh SMA formal. Alasannya karena 1 Kejar Paket masa ini sudah tdiak dapat disamakan lagi pada masa lalu yang belajar di balai banjar atau sambil mengembala ternak. Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 sudah jelas mengisyaratkan hal itu. Dimana dalam UU sistem pendidikan ini disebutkan bahwa Pendidikan Nasional di Indonesia ini di bagi menjadi 3 jalur yaitu Jalur Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal dan Pendidikan In Formal. Kejar Paket dalam undang-undang tersebut disebutkan sebagai pendidikan kesetaraan. Kesetaraan yang dimaksud disini adalah setara dengan Pendidikan Formal. Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA. Ini hal yang tidak main-main. Meski dalam perintisan ini kami belum mampu melakukan kesetaraan secara menyeluruh. Namun dari segi materi mata pelajaran serta proses serta waktu belajarnya kami upayakan secara maksimal sama dengan SMA, hanya dari segi usia sasaran didik kami masih berikan toleransi karena Kejar Paket bukanlah Pendidikan yang diskriminatif terhadap usia dan status sosial ekonomi masyarakat. Ke 2, kami adalah lembaga Pemerintah yang wajib memberikan contoh terhadap lembaga-lembaga penyelenggara Pendidikan Non Formal seperti PKBM-PKBM miliki masyarakat. Ke 3, kami menganggap lembaga SKB ini sedang mendapat ujian berkaitan dengan keberadaan lembaga ini. Dengan menunjukkan prestasi mungkin saja Pemkot Denpasar akan membentuk kembali menjadi bagian dari lembaga-lembaga yang di bentuk Pemerintah Kota Denpasar. Dalam gambar ini adalah angkatan II tahun ajaran 2005/2006, 2006/2007, 2007/2008.

PAKET C NAIK DAUN

Kebijakan Mendiknas terhadap siswa sekolah formal yang tidak lulus UN untuk mengulang UNnya lewat Kejar Paket berdampak positif terhadap Kejar Paket ini. Terutama sekali yang paling menjolok adalah Kejar Paket C. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, siswa yang mendaftar ke SKB Denpasar Kota jumlahnya relatif meningkat dratis. Pada tahun 2006 ini siswa kelas 1 atau kelas X yang berhasil kami jaring sampai 55 orang. Jauh dibandingkan tahun sebelumnya berkisar 15 sampai 20 orang. Demikian pula dari segi usia didik jauh lebih muda, rata-rata dibawah usia 25 tahun. Di Denpasar ini terutama kalau Paket C kami yang kami jadikan parameter bahwa Kejar Paket C yang lebih diminati dan mendapatkan warga belajar yang lebih banyak dibandingkan adik-adiknya yakni Paket A dan B. Dalam gambar ini adalah angkatan ke IV tahun ajaran 2007/2008, 2008/2009, 2009/2010.

TAHUN 2006, TAHUN YANG MEMBAHAGIAKAN

Tahun 2006 adalah tahun yang tak akan dapat kami lupakan. Selain membludaknya warga masyarakat yang mengikuti Kejar Paket terutama Paket C, kami juga memperoleh kabar gembira karena Pemerintah Kota Denpasar kembali membentuk SKB di Denpasar ini. Dengan Perda No. 6 tahun 2006 tertanggal 13 Januari 2006 Pemerintah membangkitkan lagi SKB Denpasar Kota dari "mati surinya" selama kurang lebih 5 tahun. UPTD SKB Denpasar menjadi UPTD SKB Kota Denpasar. UPTD SKB Kota Denpasar merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Denpasar. Sungguh hanya syukur yang dapat kami panjatkan. Ini bukan semata-mata demi karir kami saja tapi terutama sekali kami dapat lagi mengabdikan diri kami kepada masyarakat yang membutuhkan layanan kami terutama masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi dan juga tidak terlayani pendidikannya melalui pendidikan formal. Terima kasih Pemerintah Kota Denpasar. Dalam gambar ini adalah angkatan ke III tahun ajaran 2006/2007, 2007/2008, 2008/2009.

PELATIHAN DASAR SATPAM

Bekerjasama dengan POLDA Bali, UPTD SKB Kota Denpasar menyelenggarakan "Pelatihan Dasar SATPAM". Dalam pelatihan ini, sebagian besar pesertanya adalah warga belajar Paket B dan Paket C. Kini sebagian besar dari mereka sudah diangkat sebagai tenaga pengaman di berbagai Instansi, Perusaha Swasta, dan Hotel-hotel disekitar Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Selain belajar di Kejar Paket UPTD SKB Kota Denpasar, mereka juga memperoleh pekerjaan. Perlu diketahui, semua keterampilan dari keterampilan menjahit, bahasa Inggris, Komputer, Tari Bali dan Pelatihan dasar SATPAM tidak dipungut biaya alias gratis.

UPT SKB DINAS DIKPORA KOTA DENPASAR RIWAJATMOE DOELOE

DENGAN SEMANGAT PUPUTAN BADUNG MENUNTASKAN WAJAR 12 TAHUN

Senin, 23 Mei 2016

PAKET C ANGKATAN IX ( 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015 )

PAKET C "SARASWATI" UPT SKB KOTA DENPASAR ANGKATAN VIII